Narasumber : Maria Dewi, AmG (ahli gizi RSK Budi Rahayu Blitar)
Penyakit Hipertensi berasal dari kata Hyper dan Tension. Hyper berarti lebih tinggi, sedangkan Tension artinya tensi atau tekanan, jadi Hypertensi adalah tekanan darah yang tinggi atau di atas normal.
Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka sistolik (bagian atas) dan angka bawah (diastolik) pada pemeriksaan tekanan darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik sphygmomanometer ataupun alat digital lainnya.
Nilai normal tekanan darah sesorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah kurang dari 120/80 mmHg. Dalam aktifitas sehari-hari, tekanan darah normalnya adalah dengan angkat kisaran stabil. Tetai pada umumnya, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat saat beraktifitas atau berolah raga.
Ada beberapa klasifikasi tekanan darah sebagai berikut :
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII | ||
Kategori | Tekanan Darah Sistolik | Tekanan Darah Diastolik |
Normal | < 120 mmHg | (dan) < 80 mmHg |
Pre-hipertensi | 120-139 mmHg | (atau) 80-89 mmHg |
Stadium 1 | 140-159 mmHg | (atau) 90-99 mmHg |
Stadium 2 | >= 160 mmHg | (atau) >= 100 mmHg |
Hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa hal :
- Hipertensi yang tidak disebabkan oleh adanya gangguan organ lain seperti ginjal dan jantung namun disebabkan oleh kondisi lingkungan seperti faktor keturunan, pola hidup yang tidak seimbang, keramaian, stress dan pekerjaan, kebiasaan konsumsi tinggi lemak dan garam, aktifitas yang kurang, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan kafein. Hipertensi ini biasa disebut dengan hipertensi primer
- Hipertensi yang disebabkan oleh gangguan ginjal, endokrin dan kekakuan aorta, kelainan hormonal, penggunaan obat-obatan, hipertensi ini biasa disebut dengan hipertensi sekunder
Bila seseorang menderita hipertensi dan tidak mendapatkan pengobatan yang tepat dan pengontrolan secara teratur maka akan membawa penderita ke dalam kasus yang serius bahkan berujung pada kematian. Tekanan darah tinggi yang terus menerus memaksa jantung untuk bekerja keras yang akhirnya berakibat pada kerusakan pembuluh darah jantung, ginjal, otal dan mata. Seperti kita ketahui bahwa penyebab umum stroke dan serangan jantung adalah hipertensi.
Pengaturan makanan bagi penderita hipertensi adalah dengan Diet Rendah Garam. Yang dimaksudkan dengan garam dalam diet rendah garam adalah garam natrium seperti yang terdapat di dalam garam dapur (NaCl), soda kue (NaHCO3), baking powder, natrium benzoat, dan vetsin (mono natrium glutamat). Asupan natrium yang berlebihan, terutama dalam bentuk natrium klorida, dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh, sehingga menyebabkan edema atau ascites dan atau hipertensi..
Ada beberapa macam pemberian diet rendah garam :
1. Diit Rendah Garam I (200 – 400 mg Na), diberikan kepada penderita dengan oedema, ascites, dan atau hipertensi berat.
Pada diet rendah garam I ini pada pengolahan makanannya tidak diberikan garam dapur sama sekali dan menghindari bahan makanan yang tinggi natriumnya
2. Diit Rendah Garam II (600 – 800 mg Na), diberikan kepada penderita dengan oedema, ascites, dan atau hipertensi yang tidak terlalu berat
Pada diet rendah garam II ini, boleh menggunakan ½ sdt garam dapur atau sekitar 2 gram garam dapur pada pengolahan makanannya dan tetap menghindari bahan makanna tinggi natriumnya
3. Diit Rendah Garam III (1000 – 1200 mg Na), diberikan kepada penderita oedema atau hipertensi ringan
Pada pengolahan makanan diet rendah garam III boleh menggunakan 1 sdt atau sekitar 4 gr garam dapur.
Contoh bahan makanan yang tinggi Natrium dan tidak dianjurkan bagi penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah :
- Sumber Karbohidrat
- Sumber Protein Hewani
- Sumber Protein Nabati
- Sayuran
- Buah-buahan
- Lemak
- Minuman
- Bumbu
Bahan makanan yang diperbolehkan atau dianjurkan adalah :
- Sumber Karbohidrat : Beras, kentang, singkong, tepung terigu, tepung tapioka, hunkwe, gula, makanan yang diolah dari bahan makanan tersebut diatas tanpa garam dapur dan soda seperti makaroni, mi, bihun, roti, biskuit, kue kering
- Sumber Protein Hewani aging dan ikan maksimal 100 gr sehari; telur maksimal 1 btr sehari
- Sumber Protein Nabati : Semua kacang-kacangan dan hasilnya yang diolah dan dimasak tanpa garam dapur
- Sayuran : Semua sayuran segar; sayuran yang diawet tanpa garam dapur dan natrium benzoat.
- Buah-buahan : Semua buah-buahan segar, buah yang diawet tanpa garam dapur dan natrium benzoat.
- Minyak Goreng : Minyak goreng, margarin dan mentega tanpa garam
- Minuman : Teh encer
- Bumbu : Semua bumbu-bumbu kering yang tidak mengandung garam dapur dan lain ikatan natrium. Garam dapur sesuai ketentuan Diet RG II dan III
Ada beberapa cara untuk mencegah hipertensi :
- Dengan mengatur pola makan kita
- Hindari mengkonsumsi alkohol atau makanan yang mengandung alkohol
- Kurangi minuman bersoda
- Kurangi mengkonsumsi makanan yang tinggi natrium seperti udang, jerohan, daging kambing, sosis dan lain sebagainya
- Olahraga yang teratur
- Olahraga rileks seperti yoga dan meditasi.
- Hindari merokok atau terkena asap rokok
- Istirahat yang cukup dan mengurangi stress